WAJAH PERTANIAN DESA TELAGA LUHUR

WAJAH PERTANIAN DESA TELAGA LUHUR

Lahan pertanian di Kampung Sidilem, Desa Telagaluhur

Saat ini pertanian dianggap sebagai bidang yang kurang diminati bagi mayoritas kalangan pemuda, ditandai dengan area pertanian yang lebih banyak digarap oleh petani-petani usia tu. Hal ini terjadi karena kegiatan pertanian seringkali dianggap sebagai pekerjaan kasar yang melelahkan dan tidak menguntungkan. Padahal hasil produk-produk pertanian sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan sehari-hari masyarakat. Maka dari itu, dibutuhkan pengelolaan serta peningkatan dalam melakukan aktivitas pertanian sehingga menghasilkan output yang bermanfaat dan menguntungkan bagi khalayak yang besar.

Begitupun Desa Telagaluhur yang juga memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas, salah satu kampung yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang produktif yaitu Kampung Sidilem. Banyak jenis tanaman yang dibudidayakan oleh para petani di daerah tersebut, diantaranya ialah palawija dan berbagai hortikultura seperti jagung, mentimun, talas, labu siam, kacang panjang, oyong, wortel, melinjo, cabai merah, cabai rawit, bayam, singkong, dan kangkung.

Kelompok Tani Desa Telagaluhur sendiri dipimpin oleh Bapak Ibrahim selaku warga Kampung Sidilem RW 01/ RT 04 yang merupakan salah satu penggiat pertanian di Desa Telagaluhur. Kelompok Tani berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan penanaman berbagai jenis tanaman di Desa Telagaluhur maupun desa lain. Cabai menjadi tanaman yang paling sering dibudidayakan. Hal ini disebabkan oleh harga jualnya yang tinggi dan menghasilkan keuntungan yang menjanjikan. Dengan modal minim, tanaman cabai dapat dipanen berulangkali sehingga memaksimalkan keuntungan yang didapatkan petani.

Salah satu metode penanaman cabai yang dilakukan oleh Kelompok Tani di Desa Telagaluhur yaitu menggunakan metode Mulsa Plastik. Salah satu keuntungan penggunaan Mulsa Plastik, yaitu:

  1. Menekan pertumbuhan gulma sampai 98% sehingga dapat menekan biaya penyiangan.
  2. Menjaga kelembaban tanah sehingga saat musim panas pengairan dapat lebih efisien, dapat menunjang system perakaran tanaman bawang merah menjadi lebih baik.
  3. Penggunaan mulsa plastik dapat menekan serangan hama thrips karena radiasi balik (pantulan sinar balik) dari plastik mulsa dapat mengusir hama thrips.
  4. Mencegah ulat/hama yang merayap ditanah, dengan penggunaan mulsa plastic hitam perak ulat tidak bisa merayap diatas plastik.
  5. Dapat digunakan berulang sampai 2 kali penanaman.

Oleh karena itu, Kelompok Tani di Desa Telagaluhur menggunakan metode Mulsa Plastik.

Perkembangan teknologi dan informasi telah berkembang dengan sangat pesat, namun hal ini merupakan pisau bermata dua yang dapat menjadi peluang atau hambatan bagi industri pertanian. Desa merupakan wilayah yang memiliki banyak lahan pertanian dan perkebunan sehingga dibutuhkan untuk menopang ketersediaan bahan pokok dan produk-produk pertanian. Maka dari itu diharapkan para petani dapat menyesuaikan diri dengan menerapkan teknologi-teknologi pertanian termutakhir sehingga kegiatan pertanian dapat bertahan dan lestari. Untuk melakukan hal ini diperlukan kesadaran terutama bagi kaum pemuda untuk bisa melanjutkan dan menerapkan inovasi-inovasi baru dalam bidang pertanian. Begitupula dengan Desa Telagaluhur, yang masih membutuhkan banyak campurtangan pemuda untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Telagaluhur.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top